Rating: 7/10
Link Pembelian: https://tokopedia.link/1amEa00mUGb
Buku ini saya beli karena sebelumnya membaca novel misteri dari pengarang yang sama The Salvation of a Saint. Saya mengira semua karangan Keigo Higashino bergenre misteri dan investigasi, seperti serial Deteltif Galileo, ternyata buku ini berbeda.
Buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya merupakan kisah fantasi unik dengan latar belakang waktu maju mundur. Menceritakan pemilik sebuah toko kelontong yang senang membuka sesi konsultasi via surat. Awalnya kegiatan ini hanya iseng. Sang Kakek Namiya, pemilik toko, menerima surat dari anak-anak kecil, dan menempel jawabannya di tembok.
Anak-anak menanyakan bagaimana cara mendapat nilai 100, atau bagaimana cara mempelajari bahasa monyet, kalau-kalau bumi diserang monyet seperti di film planet of the apes. Sampai suatu hari, ada satu amplop berisi pertanyaan yang serius dari seorang wanita. Merasa harus memberikan jawaban yang lebih dalam, Yuji Namiya mulai memberlakukan aturan baru agar surat menyurat lebih privat. Menggunakan lobang surat di pintu untuk menaruh surat, dan kotak susu dibelakang rumah untuk pengirim surat mengambil jawaban.
Buku ini terbagi menjadi lima bagian cerita, dengan setting waktu berbeda. Di bagian pertama, latar waktu masa depan, ada 3 orang maling yang tak sengaja bersembunyi didalam toko Kelontong Namiya yang sudah kosong. Mereka pun mengalami keanehan karena ada surat masuk dari lobang surat di pintu, padahal tidak ada siapapun di luar. Setelah beberapa saat mereka bersurat menyurat dengan menaruh balasan di kotak susu belakang rumah, mereka sadar bahwa aliran waktu di toko tersebut berbeda.
Berkomunikasi dari masa depan, ke 3 orang maling ini membalas surat dengan pengetahuan dari masanya, kepada pengrim surat dari masa lalu.
Bagian kedua mengisahkan seorang Musisi amatir yang ingin jadi seorang profesional, namun masih gagal. Ia memiliki beban pikiran akankah ia harus meneruskan mengejar impiannya menjadi musisi, atau mewarisi usaha toko ikan milik keluarga. Ia pun bersurat ke Toko Kelontong Namiya, dan yang membalas adalah ke 3 maling di cerita paling awal. Mengetahui masa depan, mereka pun memberi saran yang baik lewat surat balasan.
Bagian ketiga membahas latar waktu dimana Yuji Namiya masih hidup, menceritakan mula konsultasi di Toko lewat obrolan bersama anaknya Takayuki. Pada bagian ini diketahui Yuji menderita penyakit parah dan umurnya tinggal sedikit. Yuji pun membuat surat wasiat agar Takayuki menyebarkan suatu berita bahwa konsultasi di Toko Kelontong Namiya akan dibuka kembali, pada ulang tahun ke 33 kematiannya.
Bagian keempat dan kelima saling melnegkapi puzzle dari bagian-bagian sebelumnya, dimana semuanya ternyata terhubung, lewat aliran takdir. Niat baik Yuji yang mengorbankan waktu dan usaha untuk memberikan saran kepada orang-orang ternyata membawa banyak kebaikan yang beresonansi menjadi kebaikan yang lebih luas.
Beberapa kali bulu kuduk saya merinding, mengikuti alur cerita buku ini. Ketika fakta-fakta mulai terungkap, memberikan pelajaran yang bisa diambil di kehidupan nyata. Berbuat baik tak akan menjadi sia-sia. Ketulusan hati adalah mutiara. Berempati adalah kemampuan hidup yang esensial.