Pentingnya path dalam belajar bahasa pemrograman

25 Des 2020 · 3 menit baca

Link berhasil di copy
The importance of programming language learning path illustration

Di tahun-tahun ini, pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi menjadi sangat dicari. Munculnya banyak startup yang meciptakan aplikasi yang merevolusi cara hidup manusia menjadi salah satu pemicunya. Pemerintahan negara berkembang pun mengarahkan kebijakanya pada percepatan pengembangan teknologi, menuju era 4.0.

Untuk dapat bergabung dengan workforce 4.0 ini tidak mudah. Meski kebutuhan pekerja teknologi banyak, kualifikasi yang disyaratkan biasanya cukup banyak dan sulit. Kebanyakan prasyarat bahkan tidak akan diajarkan di institusi-institusi formal seperti universitas.

Artikel kali ini adalah tilikan dari kondisi industri masa kini dari sudut pandangku, yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan untuk memilih apa yang harus dipelajari atau dihindari untuk dapat ikut serta memeriahkan kemajuan teknologi di Indonesia, bahkan dunia.

Mengapa belajar programming?

Diawal kuliah, biasanya mahasiswa teknik komputer akan mendapat materi pemrograman dasar menggunakan bahasa C, Java atau Python. Tujuanya sederhana, memberikan basic agar mahasiswa mengetahui bagaimana memrogram, mengetahui tipe data dan banyak lagi.

Pembelajaran diatas adalah tepat untuk seorang mahasiswa, yang tuntutan utamanya adalah belajar, mencoba segala hal. Namun hal ini menjadi berbeda ketika pembelajar adalah seseorang yang ingin mencari kerja dibidang pemrograman.

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah video di youtube berjudul Why You Shouldn’t Learn Python In 2021. Video tersebut membicarakan tentang mengapa kita jangan mempelajari bahasa pemrograman Python di tahun 2021. Sedikit aneh memang, karena Python merupakan most wanted programming language di tahun 2020, menurut survey dari StackOverflow.

StackOverflow programming language survey

Kalau mau, kamu boleh menonton video tersebut dahulu agar lebih memahami konteks anjuran untuk tidak mempelajari Python. Tapi inti dari video tersebut adalah agar kita paham dan sadar, alasan kita mempelajari suatu bahasa pemrograman apapun.

Jadi tidak hanya Python. Java, C, Go, atau bahasa lainya, jika kamu mempelajarinya hanya untuk mempelajarinya, itu adalah tindakan yg kurang bijak (sekali lagi, ini bagi orang yang ingin bekerja di dunia pemrograman). Alasanya sederhana, coba saja cari lowongan kerja yang prasyaratnya hanya bisa satu bahasa pemrograman. Pasti sangat sedikit atau bahkan tidak ada.

Biasanya, prasyarat untuk lowongan kerja suatu bahasa pemrograman, diikuti dengan deretan skill lainya yang saling berhubungan. Python biasanya disandingkan dengan tools data science atau machine learning seperti tkinter, tensorflow, dan lainya. Atau bahasa pemrograman Javascript seringkali diikuti dengan React, Vue, NodeJS dan seterusnya.

Intinya, jika memang berniat untuk mencari kerja, jangan hanya mempelajari bahasa pemrogramanya saja, tapi juga implementasi dari bahasa tersebut pada sebuah bidang tertentu.

Javascript misalnya, yang disarankan dalam video yg disebutkan sebelumnya, menjadi opsi paling bagus untuk memulai karir karena banyak pilihan jalur belajarnya, dan relatif lebih mudah untuk dikuasai.

Dengan mempelajari Javascript kita bisa mengambil jalur sebagai frontend engineer dengan selanjutnya menguasai HTML, CSS, lalu framework seperti React. Javascript bisa juga diaplikasikan dalam backend development menggunakan NodeJS dan ExpressJS (tentu ditambah database seperti mySQL atau mongoDB).

Suatu saat, ketika sudah nyaman dengan satu jalur dan menghasilkan, maka mempelajari jalur belajar lainya menjadi bijak, atau sekedar mempelajari bahasa pemrograman apapun, dengan tujuan meningkatkan logical skill dan bahkan kadang membantu komunikasi dengan role lain dalam suatu proses pengembangan aplikasi.

Jalur belajar

Jalur belajar, atau biasa disebut path, harus dijadikan pertimbangan untuk memilih karir sesuai dengan kemampuan dan waktu yang dimiliki. Setiap path memiliki kerumitan dan rentang waktu belajar yang berbeda. Misal menjadi data scientist atau ML engineer tentu lebih sulit dan memakan waktu belajar lebih lama dibanding menjadi frontend developer.

Saya pribadi memilih untuk menjadi seorang frontend developer. Bahasa pemrograman utamaku adalah Javascript, yang memiliki path cukup mudah. Setelah memahami Javascript, HTML dan CSS, Saya lanjut mempelajari React dan React-Native sebagai framework untuk mempermudah pembuatan web dan aplikasi mobile. Dengan sedikit usaha tambahan, mempelajari ExpressJS, database (mongoDB atau MySQL), setup server, kamu sudah bisa jadi fullstack developer.

Baik, mungkin itu saja, semoga ada yang bisa menjadi bahan renunganmu. Terkahir Saya akan menyertakan beberapa roadmap berisi banyak path yang bisa kamu pilih sebagai jalan karirmu. Link yang kuberikan hanyalah contoh, kamu bisa mencari banyak roadmap lain dengan path yang berbeda-beda, so, keep researching 🙂

  1. Frontend developer roadmap
  2. Backend developer roadmap
  3. Devops roadmap
  4. Fullstack developer roadmap
  5. Cybersecurity
  6. Data Scientist
  7. Machine learning engineer

Terakhir banget, untuk memulai belajar, ada banyak sekali situs yang bisa kamu kunjungi yang menawarkan kurikulum dari dasar sampai mahir. Beberap diantaranya Udemy, Harvard edu, Khan Academy, dan masih sangat banyak yang lain. Situs-situs tersebut juga menyediakan kursus gratis untuk kamu yang ingin coba mulai belajar.

Bonus: Saya biasanya download disini untuk dapet kursus gratis. Tapi setelah Saya "menghasilkan" karena kursus tersebut, Saya akan membeli yang aslinya 🙂

Emot's Space © 2024