Memperluas Cakrawala: Belajar dan Berkembang di Luar Zona Nyaman

13 Jun 2024 · 4 menit baca

Link berhasil di copy
Expanding Horizons: Learning and Growing Beyond The Comfort Zone illustration

Lama berada di zona nyaman sebagai karyawan, pandangan saya jadi tertutup terhadap berbagai kemungkinan dan hal diluar kemapanan. Rasannya sudah cukup lah saya seperti ini, bekerja, berkarya, toh sesuai dengan kesukaan saya juga, ngoding.

Sehingga, setelah kemarin saya resign dari pekerjaan tetap saya, yang pertama dilakukan adalah, tentu, mencari pekerjaan yang lain. Berekspektasi mencari kerja yang lebih nyaman dan penghasilan lebih besar.

Sebagai seorang programmer, definisi dream job adalah: bisa kerja dari rumah (remote), linkungan kerja yang mendukung growth, tim yang baik, tugas yang menantang, dan tentu pendapatan yang bagus.

Demi meraih mimpi tersebut, saya melakukan beberapa usaha seperti membuat paket belajar harian untuk upskill, membeli course untuk menghadapi interview (greatfrontend), juga update dengan kondisi job market terkini.

Sekitar sebulan berusaha mencari kerja sambil belajar, Saya mendapatkan beberapa kesempatan untuk interview, semua untuk posisi remote dari perusahaan di luar negri, karena memang itu target aplikasi saya. Alhamdulillah, berkesempatan satu kali masuk live technical interview, mendapat beberapa take home test, namun seringnya berhenti di exploratory call 😅.

apa hanya dari jalur ini Saya bisa mengharapkan rezeki?

1 minggu kebelakang ini Saya berhenti aktif melamar pekerjaan yang baru. Bukan karena menyerah, tapi ingin lebih banyak merenungi suara hati saya yang beberapa kali bertanya "apa hanya dari jalur ini Saya bisa mengharapkan rezeki?".

Belajar digital marketing

Dulu sekali Saya ingat pernah diajari teman kuliah saya terkait Facebook ads (sekarang Meta), gimana kita bisa jualan apa saja dari rumah dan mendapatkan hasil yang sangat lumayan.

Saya pun kepikiran untuk mencobanya meski awalnya takut karena harus mengalokasikan waktu untuk belajar selain frontend. Hal ini cukup menganggu, karena saya beranggapan bakal makin lama nih dapet kerja kalau kurang belajar. Sekilas terbayang Istri dan kedua anak saya.

Bismillah, akhirnya saya memutuskan tetap belajar tentang facebook ads dan digital marketing. saya menonton video youtube dari mas Fahmi auditya dan sambil jalan menanyakan hal yang dibingungkan ke teman yang juga berkecimpung disitu.

Belajar marketing berarti ada produk yang di jual. Saya selalu terngiang ucapan kawan Saya untuk mulai membuat aset digital. Maka produk yang saya pilih untuk iklankan adalah Template Notion.

Ide ini muncul dari mudahnya membuat website gratis dengan Notion Page. Beberapa klik dan halaman Notion bisa dibuka oleh siapapun dari browser. Untuk produk pertama, saya membuat 5 buah template CV dan Portofolio yang mudah diedit, plus panduan dan aset gambar atau icon untuk mempercantik halaman CV.

Motivasi Saya membuat template CV adalah dapat membantu para pencari kerja diluar sana agar mendapat atensi lebih, karena memiliki landing page untuk menampilkan kemampuan dan pencapaian mereka. Beberapa artikel panduan dan aset tambahan juga saya sertakan untuk mempermudah proses editing template, karena mungkin tidak semua pencari kerja paham terkait teknologi web dan Notion itu sendiri.

Step selanjutnya adalah membuat landing page untuk menampilkan informasi terkait produk. Dan ternyata hal ini jadi kesempatan belajar frontend juga, karena saya dapat usecase untuk pakai Astro.js agar landing page saya ringan dan cepat diakses. Astro dengan island architecture nya hanya menambahkan Javascript kalau memang kita membuat island yang interaktif. Hasilnya adalah web dengan sedikit Javascript atau bahkan sepenuhnya HTML statik.

Halaman landing page bisa dilihat disini. Masih ada beberapa hal yang perlu di improve, terutama terkait gambar dan font. Tapi itu cerita untuk lain hari karena fokus kali ini untuk dapat beriklan secepat mungkin. Saya menargetkan iterasi 2 minggu untuk pembuatan 1 produk, plus 1 minggu iklan dan evaluasi agar bisa segera mebuat produk yang lain.

Oh iya, untuk landing page, Saya menggunakan v0 yang desain sekaligus mendapatkan kode HTML yang tinggal di copy-paste sebagai dasar. Selanjutnya, sedikit prompting lanjutan agar halaman lebih rapi, lalu edit source code yang kurang oke, mengisi konten, dan landing page pun selesai.

Kini beberapa hal sudah siap: Produk, Landing Page, dan akun untuk iklan (Facebook Page, akun Instagram, Meta Ads Manager). Saatnya membuat konten gambar untuk ditampilkan sebagai iklan di feed maupun psoisi lain dalam aplikasi Facebook dan Instagram.

Untuk membuat konten iklan, Saya minta tolong teman saya lagi (Alhamdulillah saya dikelilingi orang-orang yang baik 😭). Beberapa konten lain Saya buat seadanya dari screenshot template CV, lalu diedit pakai Figma.

Selesai, semua sudah siap, saatnya ngiklan. Saya pun membuat beberapa ad set dengan target audience yang berbeda. Karena produk yang dijual berupa website CV, target iklan Saya adalah orang yang sedang mencari kerja. Maka Saya masukkan target orang-orang yang tertarik dengan job interview, career, unemployed, dan hal terkait lain.

Saya sangat percaya diri kalau iklan saya akan gacor 🤣, karena produk dan target audience nya nampak terkait erat. 5 buah iklan pun terpublikasi, mnasing-masing punya sedikit modifikasi di target audience, dan diatur untuk berjalan selama 2 hari dengan maksimal biaya iklan perhari sebesar X.

Alhamdulillah hasilnya dari 5 iklan, 3 Saya matikan diakhir hari pertama, dan sisannya sebelum hari kedua berakhir. Entah kenapa performa iklannya kurang baik. Biaya yang dikeluarkan untuk satu klik (cost per result) nya sudah lebih dari setengah harga produk yang saya jual (50.000).

Closing pun belum ada, hanya beberapa chat calon pembeli yang diakhiri 2 centang biru. Apakah Saya menyerah? tentu tidak, tapi perlu mundur dulu sebentar untuk evaluasi dan bikin strategi baru. Saya pun mengontak teman Saya yang merupakan spesialis SEO dan branding.

Dari diskusi singkat dengan teman Saya, Saya langsung dicecar dengan banyak hal yang perlu diperhatikan saat membuat konten iklan. Mulai dari copywriting, penggunaan konten video (untuk edukasi produk), sampai rekomendasi buku Hook Point yang membahas tentang konten digital.

Akhirnya, setelah beberapa evaluasi, Saya akan coba memperbarui konten iklan saya, membuat video, dan improvisasi di copywriting. Ini adalah satu langkah lagi menjauh dari zona nyaman. Tapi Saya tak semata pergi. Saya membangun jalan pintas untuk kembali, lewat mengembangkan aplikasi web sendiri, mengikuti update dunia pengembangan web, dan membantu teman yang sedang membangun aplikasi untuk start up nya.

Ever tried. Ever failed. No matter. Try again. Fail again. Fail better.

Begitulah sedikit kisah perjalanan Saya beberapa minggu ini yang mencoba keluar dari zona nyaman. Saya akhiri dengan kutipan puisi yang kadang Saya ingat saat sedang debugging, "Ever tried. Ever failed. No matter. Try again. Fail again. Fail better.".

Emot's Space © 2024